Imam al-Bukhari menyebut, kewajipan seorang Muslim sebelum beramal adalah berilmu. Jangan sesekali menghina dan memandang rendah akan kemampuan mereka yang memiliki ilmu. Islam melihat ilmu dan amal sebagai penyumbang kepada kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Allah berfirman yang bermaksud: “Katakanlah: Adakah sama orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakal yang dapat menerima pelajaran.” (Surah Az-Zumar, ayat 9).
Rasulullah s.a.w. bersabda yang bermaksud: “Barang siapa menginginkan soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya dan barang siapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barang siapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula.” (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim).
Ilmu adalah elemen pembangunan yang penting dalam menjamin kelangsungan hidupnya hati kita. Kata Saidina Ali Bin Abi Talib: “Hidupnya hati adalah berkat bertambahnya ilmu sedangkan matinya hati akibat ketiadaan ilmu. Sihatnya hati berkat keyakinan sedangkan sakitnya hati akibat keraguan”.
Bagaimanapun akhir-akhir ini golongan yang tidak berilmu cenderung berlagak seperti mereka berilmu tinggi. Natijahnya membawa kepada porak peranda kehidupan manusia dan kemusnahan binaan ilmu yang sebenar. Elemen kemusnahan dan kerosakan umat terjadi apabila yang tidak berilmu dalam aspek pengurusan bercakap soal urusan umat, jahil berlagak seperti orang alim, menghafal sepatah dua ayat berlagak hafiz, bukan ulama mengaku dirinya ulama kononnya untuk dihormati dan dikagumi. Maka ketika itu bersedialah kita menerima akibatnya. Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Apabila sesuatu urusan diserahkan kepada bukan ahlinya, maka tunggu saat kehancurannya.” (Hadis riwayat Al-Bukhari).
Apa yang mendukacitakan, akhir-akhir ini lahir golongan disebut oleh Rasulullah s.a.w sebagai Ruwaibidhah, golongan sebenarnya tidak berilmu tetapi dilihat berilmu, tidak berkelayakan tetapi cuba menonjolkan diri. Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “Akan datang kepada kalian masa yang penuh dengan tipu daya; ketika itu orang akan mempercayai kebohongan dan mendustakan kebenaran. Mereka mempercayai pengkhianat dan tidak mempercayai pembawa kebenaran. Pada masa itu, ruwaibidhah akan berbicara. Rasulullah s.a.w ditanya: Apakah itu Ruwaibidhah? Lalu Rasulullah menyebut: Ruwaibidhah ialah orang bodoh (yang berbicara) urusan umat.” (Hadis riwayat Ibnu Majah dari Abu Hurairah) dengan ahli ibadah bagaikan bulan purnama atas seluruh bintang” (Hadis riwayat Abu Dawud, Ar-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Setiap hari harus baca buku...
2 comments:
Hatur Nuhun
Hatur Nuhun
Post a Comment