Seminggu lalu Margaret Thatcher, mantan Perdana Menteri Inggeris menutupi usianya. Entah kerana memang Thatcher seorang yang sangat “keras” semasa memerintah, atau juga kerana sentimen yang lain, tidak ada upacara bertafakur dilakukan dalam semua pertandingan Liga Inggeris akhir minggu ini.
Padahal biasanya, seorang tokoh yang dianggap berpengaruh selalu dihormati kematiannya dengan cara bertafakur sebentar. Misalnya dalam pertandingan antara Liverpool melawan Reading di Stadium Madjeski. Memang ada upacara bertafakur namun ternyata bukan untuk Thatcher, melainkan untuk memperingati tragedi Hillsborough. Tragedi Hillsborough menelan kematian 96 orang penyokong Liverpool yang mati akibat berdesak-desakan untuk menyaksikan pertandingan di separuh akhir Piala FA pada 15 April 1989 itu.
Thatcher meninggal pada usia 87 tahun pada Isnin setelah dihinggapi penyakit angin ahmar, namun Liga Utama Inggris dan Liga Bola Sepak tidak meminta kelab-kelab untuk secara rasmi memperingati meninggalnya mantan perdana menteri itu.
Persatuan Para Penyokong Bola Sepak, yang mewakili para peminat sukan itu di England, bersetuju dengan keputusan untuk tidak mewajibkan kelab-kelab mengadakan upacara bertafakur untuk Thatcher.
“Seandainya ada kelab-kelab yang ingin mengadakan upacara bertafakur atau memperingati kematian Margaret Thatcher, itu adalah urusan mereka masing-masing,” demikian bunyi pernyataan organisasi berkenaan.
Dalam hal yang bersangkutan, kematian Magaret Tatcher yang mendapat julukan 'Si Wanita Besi' ini bukan sahaja tidak ditafakurkan, malah disambut dengan perayaan penuh suka cita serta cacian terhadap dia. Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Selasa (9/4), perayaan pertama daripada beberapa pesta yang dirancang telah dihadiri lebih dari 200 orang terlihat bersuka ria berkumpul di Distrik Brixton, selatan London.
Saat itu, sekelompok orang ramai terlihat menari conga, meminum champange sehingga mabuk, dan meneriakkan kata-kata, 'Maggie, Maggie, Maggie, mati, mati, mati'. Sepanduk-sepanduk yang dibawa oleh sekelompk orang yang kebanyakan sudah mabuk juga tertulis, 'Bersukacitalah Thatcher sudah meninggal'. Padahal, banyak antara mereka itu terlalu muda untuk mengingati Thatcher ketika memegang jawatan perdana menteri.
Sebagai rekod, mantan Perdana Menteri kita, Dato' Seri Dr. Mahathir juga hadir di London untuk memberi penghormatan terakhir kepada Magaret Thatcher.
Saat itu, sekelompok orang ramai terlihat menari conga, meminum champange sehingga mabuk, dan meneriakkan kata-kata, 'Maggie, Maggie, Maggie, mati, mati, mati'. Sepanduk-sepanduk yang dibawa oleh sekelompk orang yang kebanyakan sudah mabuk juga tertulis, 'Bersukacitalah Thatcher sudah meninggal'. Padahal, banyak antara mereka itu terlalu muda untuk mengingati Thatcher ketika memegang jawatan perdana menteri.
Sebagai rekod, mantan Perdana Menteri kita, Dato' Seri Dr. Mahathir juga hadir di London untuk memberi penghormatan terakhir kepada Magaret Thatcher.
Hinanya kematian jika kita dibenci...
apakah kesalahan nya Tun Mahathir memberikan penghormatan terakhir? motif encik menulis entry ini adalah kerana Tun M hadir di sana kan? saya suka sangat baca blog encik sebelum ini, sebab saya blh belajar mengenai agama di sini. dan sekarang encik more to politic. I don't mind, its ur point of view and your believe. bt then , sometime bfore you shared the story, can you just think first. sebab ada d atr entry encik, mcm tidak mengambarkan encik seorang yg berilmu. maafkan saya jika teguran saya mengguris hati encik. sesungguh nya yg baik itu dtgnya dr ALLAH SWT dan yg buruk itu dari diri saya sendiri.
ReplyDelete