12 January, 2013

Muslimin menyembah batu?

Syaikh Sholeh Al Fauzan hafizhohullah ditanya,

Bagaimana kita membantah tohmahan penganut agama lain yang mengatakan, “Wahai kaum muslimin, anda sendiri menyembah batu (hajar Aswad) dan berputar mengelilinginya! Lantas mengapa menyalahkan orang yang lain menyembah berhala dan patung/ gambar?


Syaikh Sholeh Al Fauzan memberikan jawapan sebagai yang berikut: Ini jelas merupakan pembohongan yang nyata, kami sama sekali tidak menyembah batu (Hajar Aswad), melainkan kami menyentuhnya dan menciumnya sebagaimana yang Nabi s.a.w lakukan. Ini ertinya kami lakukan hal tersebut dalam rangka ibadah dan mengikuti Nabi sunah s.a.w. Mencium Hajar Aswad adalah sebahagian daripada ibadah sebagaimana kami wuquf di ‘Arofah, bermalam di Muzdalifah dan tawaf mengelilingi baitullah (Ka’bah). Juga kami mencium Hajar Aswad dan menyentuhnya atau memberi isyarat padanya, itu semua adalah bentuk ibadah kepada Allah, bukan bererti menyembah batu tersebut. Sesungguhya Umar bin Al Khattab r.a. ketika mencium Hajar Aswad beliau mengatakan, “Memang aku tahu bahawa engkau hanyalah batu, tidak dapat mendatangkan manfaat atau bahaya. Jika bukan karena aku melihat Nabi s.a.w. menciummu, nescaya aku tidak akan menciummu.” (HR. Bukhari 1597 dan Muslim 1270)

Oleh itu, masalah ini adalah berkaitan dengan bagaimana umat Islam mengikuti ajaran Nabinya dan bukan menyembah batu (Hajar Aswad). Jadi, sebenarnya mereka yang menyebarkan isu demikian telah merencanakan kebohongan atas umat Islam, kita sama sekali tidak menyembah Ka’bah. Bahkan yang kita sembah adalah Rabb pemilik Ka’bah. Begitu pula kita melakukan taawaf mengelilingi Ka’bah dalam rangka ibadah kepada Allah ‘azza wa jalla karena Allah-lah yang memerintahkan kita untuk melakukan sedemikian. Kita melakukan hal itu hanya kerana mentaati Allah ‘azza wa jalla dan mengikuti ajaran Rasul s.a.w.

 Sumber: 'Aqidatul-Haaj Fi Dhouil Kitaab was Sunnah, Syaikh Sholeh Al Fauzan, hal.22-23.



No comments:

Post a Comment