09 January, 2013

Jika al-Qur'an boleh berkata-kata...

Waktu engkau masih kanak-kanak, engkau laksana kawan sejatiku. Dengan wudu', aku kausentuh. Dalam keadaan suci, aku kaupegang, kaujunjung dan kaupelajari. Aku engkau baca dengan suara lembut setiap hari. Setiap kali selesai membacaku, engkau pun selalu menciumku mesra, didakap di dada.


Sekarang engkau telah dewasa... Kejauhanmu dariku dari sehasta, kini sudah berkilometer... Barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu atau tidak meningkatkan statusmu. Menurutmu, aku hanya untuk anak-anak kecil yang ingin belajar mengaji mengikut tradisi.


Sekarang aku engkau sorok sehingga engkau lupa di mana aku terperosok.


Kadangkala, aku dijadikan perhiasan di rak, agar engkau kelihatan warak. Kadangkala, aku dijadikan hantaran, agar engkau tampak beriman. Atau, aku kaubuat penangkal untuk menakuti hantu dan syaitan. Kini aku lebih banyak dilupakan, dibiarkan bersendirian dalam kesepian atas almari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa helai, tanpa lalai. Pada malam hari, di masjid, di surau aku kaubaca beramai-ramai.

Sekarang...waktu sarapan...aku sudah lama dilupakan. Surat khabar atau menonton TV menjadi pilihan. Waktu senggang, buku dan majalah tak pernah renggang. Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat Allah yang diberi pahala membacanya, engkau tutup sebelah mata...  

Dalam perjalanan ke tempat kerja, kadang-kadang engkau lupa membaca pembuka surahku (Bismillah). Engkau lebih asyik menikmati lagu daripada ayat-ayat Allah yang penuh syahdu. Tidak ada tempat untuk cakra padat yang berisi ayat-ayat Allah yang penuh berkat. Sepanjang perjalanan, radio yang kaupasang hanya memutarkan lagu dan celoteh lagho juruhebah yang dungu. 

Di meja kerjamu, tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai tugasmu. Di komputer peribadimu pun kau mainkan muzik khayal yang kononnya merdu. Jarang sekali engkau mainkan ayat-ayatku yang pasti dapat menghilangkan runsingmu. Ayat-ayatku dalam e-mail teman-temanmu juga kau lupuskan tanpa memberi ruang meneliti mesej yang ingin mereka sampaikan.

Kini aku semakin jauh, semakin terpinggir, semakin terasing…





Hidup terindah adalah hidup di bawah naungan al-Qur’an.. Orang beriman selalu rindu akan al-Qur’an.. Cinta Allah bererti cinta al-Qur’an. Al-Qur'an adalah untuk dibaca, dipelajari, direnungkan dan diamalkan. Mari bersama-sama kita kembali kepada al-Qur’an...

No comments:

Post a Comment