11 March, 2013

Maududi: Menentang Mahatma Gandhi

"WAHAI pemuda, hendaklah kalian menjadikan abad mendatang abad Islam. Peradaban yang ada saat ini hampir runtuh. Saat itu, terjadi kekosongan pada kehidupan manusia dan tiada yang dapat mengisi kekosongan itu melainkan Islam. Kalian wajib berjuang mengisi kekosongan itu dengan sabar dan cermat.” (Nasehat Abul A’la Al-Maududi kepada para pemuda)


Syeikh Al-Maududi

 Al-Maududi lahir tahun 1903 di kota Aurangabad, Kesultanan Hyderabad (Deccan) di bahagian selatan India. Keluarganya dikenali sebagai ahli ilmu kerana di persekitaran inilah beliau belajar bahasa Arab, ilmu Quran, ilmu hadis. Kariernya di bidang kewartawan bermula sejak berumur tujuh belas tahun, daripada surat kabar Al-Madinah hingga jadi pemimpin sidang redaksi harian Al-Jam’iyah di New Delhi. Makalahnya yang berjudul Al-Jihad fil Islam ditulisnya pada tahun 1926. Kumpulan makalah yang akhirnya menjadikan buku itu sebagai alat bantahan terhadap pemimpin besar nasional India, Mahatma Gandhi.

Makalah-makalah selanjutnya membuat namanya tersohor hingga ke Mesir bahkan dicadangkan sebagai bacaan wajib anggota Ikhwanul Muslimin. Perjalanan Dakwahnya Tahun 1932, Al-Maududi menerbitkan majalah bulanan Turjumanul Quran buat menentang pemikiran-pemikiran songsang sekular.

Pada tahun 1938, Al-Maududi pindah ke Lahore, Punjab untuk bertemu dengan Muhammad Iqbal, salah seorang penyair Islam. Tahun 1947, India terbagi jadi dua bahagian, India dan Pakistan. Al-Maududi pindah ke Pakistan. Di sana, beliau memperjuangkan syariat Islam di setiap institusi negara, iaitu di bawah pemerintah Pakistan malah pernah disumbat di dalam penjara . Pada bulan Jun 1950, beliau dibebaskan setelah dua puluh bulan mendekam di penjara. Pada tahun 1953, Al-Maududi dijatuhi hukuman mati kerana bersikap keras menentang fahaman Qadiyaniyah, bahkan mengeluarkan fatwa “kafir” buat fahaman itu. Masih dilindungi Allah, pemerintahan militar Pakistan akhirnya terpaksa menarik balik hukuman itu atas tuntutan kaum muslimin di seluruh dunia.

Karya-karya Abul A’la Al-Maududi antaranya adalah Manhajut Taghyir Al-Islami, Al-Harakatul Haddamah, Al-Jihadu fi Sabilillah, Tadzkiratu Du’atil Islam dan banyak  lagi. Buku-bukunya disebarkan dan diterjemahkan ke dalam banyak di negara-negara Arab, negara-negara Islam, Eropah, Amerika, Asia Tenggara dan Afrika.

Al-Maududi pulang ke rahmatullah pada 20 September 1979. Beliau menghembuskan nafas terakhir di sebuah hospital di New York. Banyak tokoh Islam kontemporari yang hadir dalam pemakamannya selain ribuan muslim lain. Antaranya ada Dr. Yusuf Qardhawi, Ustadz Saiful Islam Hasan Al-Banna, Abdul Aziz ali Al-Muthawwi’ dan Said Hawwa.

Al-Maududi mendapat penghargaan atas jasa-jasanya di medan dakwah, pemikiran dan pelayanan terhadap Islam. Penghargaan antarabangsa itu diterima daripada Raja Faisal. Putra Al-Maududi, Faruq, menerima penghargaan itu. Hubungan Abul A’la Al-Maududi dengan Asy-Syahid Sayyid Quthb begitu dekat. Asy-Syahid Sayyid Quthb menyebut Al-Maududi dengan nama Al-Muslim Al-‘Azhim (muslim besar). Al-Maududi memuji buku Ma’alim fith Thariq yang ditulis Sayyid Quthb, “Apa yang tertulis di buku Ma’alim fith Thariq persis seperti pendapatku, bahkan seolah-olah akulah yang menulis buku itu. Sungguh, Sayyid Quthb mengutarakan pemikiranku dengan cermat.”



 

Para ulama lampau berjuang dengan nyawa mereka...

Bertaubatlah Segera Sebelum Terlambat

Jika kita melakukan kekhilafan, marilah melakukan taubat. Taubat bererti berhenti daripada melakukan kemaksiatan dan kembali menuju ketaatan.


Taubat adalah amalan yang sangat disukai oleh  Allah ta’ala:

 إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Taubat hukumnya wajib atas setiap mukmin:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
 “Wahai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang sungguh-sungguh.” (QS. At-Tahrim : 8)

Taubat boleh mendatangkan kemenangan dan keberuntungan akan dicapai manusia tatkala dirinya merasa sangat memerlukan pertolongan-Nya hingga Allah menyelamatkan jiwa yang terperosok mengikuti hawa nafsunya itu:

 وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Bertaubatlah kepada Allah, wahai orang-orang beriman sekalian agar kalian beruntung.” (QS. An-Nur : 31)

Taubat yang sebenar-benarnya akan mendatangkan limpahan ampunan Allah atas dosa-dosa seorang hamba. Dosa yang makin hari kian bertambah banyak:

 قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
“Katakanlah: Wahai para hamba-Ku yang melampaui batas terhadap dirinya sendirinya, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Mengampuni semua dosa dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53).

Saudaraku yang berbuat dosa, janganlah kalian berputus asa terhadap rahmat Rabbmu kerana pintu taubat itu senantiasa terbuka sampai matahari terbit dari arah barat. Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

إن الله عز وجل يبسط يده بالليل ليتوب مسيء النهار، ويبسط يده بالنهار ليتوب مسيء الليل، حتى تطلع الشمس من مغربها “Sesungguhnya Allah Ta’ala membentangkan tangan-Nya di malam hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di siag hari. Dan Allah Ta’ala membentangkan tagan-Nya di siang hari untuk menerima taubat hamba yang berdosa di malam hari, sampai matahari terbit dari barat.” (HR. Muslim).

Betapa banyak orang yang bertaubat atas dosa-dosanya yang besar dan Allah menerima taubat mereka. Allah ta’ala berfirman:

 وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا ( ) يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا ( ) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lainnya dan tidak membunuh jiwa yang Allah haramkan kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina dan barangsiapa yang melakukan demikian itu nescaya dia mendapat hukuman yang berat. (Yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam adzab itu dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat dan beriman dan mengerjakan kebajikan maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun , Maha Penyayang.” (QS. Al-Furqan : 68-70)

Taubat yang nasuha (serius) tidak terlepas daripada 5 syarat:

Pertama, Ikhlas karena Allah, iaitu berniat semata-mata mengharap pada Allah, pahala atas taubatnya serta berharap selamat daripada siksaan-Nya.

Kedua, menyesali kemaksiatan yang dilakukan, merasa sedih dan berjanji untuk tidak mengulanginya.

Ketiga, menjauhkan diri daripada perbuatan maksiat secepat yang mungkin. Jika perbutan tersebut melanggar hak-hak Allah maka segera ditinggalkan. Karena perbuatan tersebut haram dilakukan sehingga wajib ditinggalkan. Adapun jika berkaitan dengan hak-hak makhluk maka bergegaslah meminta maaf baik daripada mereka dengan mengembalikan haknya atau meminta kelapangan hatinya agar mau memaafkan.

Keempat, bertekad untuk tidak mengulangi kemaksiatan tersebut pada waktu-waktu mendatang.

Kelima, hendaknya taubat dilakukan sebelum ditutupnya pintu taubat, yaitu sebelum ajal menjemput dan sebelum terbitnya matahari dari arah barat. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ حَتَّى إِذَا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ
“Dan Taubat itu tidaklah (diterima Allah) dari mereka yang berbuat kejahatan hingga apabila datang ajal kepada seorang diantara mereka barulah dia mengatakan, ‘Saya benar-benar taubat sekarang.’” (QS. An-Nisa : 18)

Sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam:

 من تاب قبل أن تطلع الشمس من مغربها، تاب الله عليه
“Barangsiapa yang taubat sebelum terbitnya matahari dari arah barat maka Allah terima taubatnya.” (HR Muslim)




 

Ya Allah berilah kami taufik agar senantisa bertaubat dengan sungguh-sungguh dan terimalah amalan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha mengetahui.

Pra-PRU13: Video edit yang paling kelakar dalam sejarah...

Harap macai-macai BN jangan ambil hati ye. Sekadar berhibur...



 

He...he...he...