Jangan buruk sangka kepada orang-orang yang beriman...
(Arrahmah.com) – Husnuzhon, mudah dikatakan, sangat sulit diamalkan dan banyak diremehkan. Daripada Anas bin Malik r.a. beliau meriwayatkan: Suatu ketika kami sedang duduk-duduk bersama Rasulullah s.a.w. tiba-tiba-tiba baginda bersabda : يَطْلُعُ عَلَيْكُمُ الآنَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ “Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki ahli surga”. Tidak lama kemudian datanglah seseorang –yang tidak begitu dikenal- dari kalangan Anshar, yang janggotnya masih basah dengan air wudhu’ sambil menjinjing sandal di tangan kirinya.
Keesokan harinya kami duduk-duduk bersama Rasulullah s.a.w. dan baginda mengatakan hal yang sama lalu muncul orang yang sama dengan melakukan hal yang sama pula. Demikian terjadi hingga tiga hari berturut-turut. Ketika Rasulullah berdiri dari tempat duduk baginda Abdullah bin Amr bin Ash mengikuti laki-laki tersebut seraya berkata : “Aku sedang bertengkar dengan ayahku dan aku bersumpah tidak akan pulang ke rumah sampai tiga hari ini. Bolehkah aku menginap di rumahmu wahai saudaraku ?” Orang itu ternyata mengizinkan.
Kemudian Anas bin Malik melanjutkan : “Setelah Abdullah bin Amr bin Ash menginap selama tiga hari, ia pun menceritakan apa yang dilihatnya. Ternyata ia tidak melihat orang itu bangun malam untuk solat tahajud, kecuali hanya terjaga sebentar lalu tidur lagi. Dan setiap kali ia terjaga, ia hanya berzikir dan bertakbir lalu kembali tidur hingga datang waktu solat Subuh. Selama tiga hari berturut-turut setiap kali engkau datang ke masjid, Rasulullah s.a.w. selalu bersabda : “Sebentar lagi akan datang seorang laki-laki ahli surga”, maka aku sangat ingin mengetahui amal ibadah apa yang telah engkau lakukan sehingga aku bisa menirumu. Tetapi selama tiga hari ini aku bersamamu aku tidak melihat sesuatu yang istimewa daripada dirimu”. Apa sebenarnya yang telah engkau lakukan sehingga Rasulullah s.a.w. berkata seperti itu ?”.
“Memang tidak ada yang istimewa dalam diriku kecuali yang telah engkau saksikan sendiri selama tiga hari ini”. Jawab orang itu. “Maka aku pun segera pergi meninggalkan orang itu”, kata Abdullah bin Amr Amr bin Ash. Seketika itu ia memanggilku dan berkata : مَا هُوَ إِلاَّ مَا رَأَيْتَ غَيْرَ أَنِّى لاَ أَجِدُ فِى نَفْسِى لأَحَدٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ غِشًّا وَلاَ أَحْسُدُ أَحَداً عَلَى خَيْرٍ أَعْطَاهُ اللَّهُ إِيَّاهُ “Tidak Ada yang istimewa dalam diriku kecuali yang telah engkau saksikan sendiri selama tiga hari ini, hanya saja tidak pernah terdetik sedikit pun dalam hatiku buruk sangka terhadap saudaraku sesama Muslim dan Aku tidak pernah merasa iri terhadap nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada seserorang antara mereka”. Abdullah bin Amr Amr bin Ash pun menjawab : هَذِهِ الَّتِى بَلَغَتْ بِكَ وَهِىَ الَّتِى لاَ نُطِيقُ “Inilah kelebihan yang engkau miliki dan yang tidak mungkin dapat kami lakukan”. (HR Ahmad dan Nasa’i dan dinyatakan Shahih oleh Syaikh Syu’aib Al Arnauth berdasar syarat-syarat Bukhari dan Muslim) رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Hasyr 10). (saifalbattar/Ustadz Fuad Al Hazimi/arrahmah.com)
Jangan buruk sangka kepada orang yang beriman...